Tafakur Memperkuat Keyakinan
Yakin, menurut Ar Raghib, adalah ketenangan
pemahaman yang disertai keteguhan. Yakin merupakan
lawan dari dzan (prasangka) dan syak (keraguan).
Jika hati seseorang dipenuhi keyakinan, maka ia tidak
goyah digoda dengan cara apa pun.
Seperti ditunjukkan Bilal bin Rabah.
Walau ditindih batu di tengah gurun pada siang hari.
Namun keimanannya tidak goyah. Sebab keyakinannya
begitu kuat.
Alquran menyebutkan tiga derajat keyakinan. Pertama,
'ilmul yaqin yaitu keyakinan yang timbul dari pengetahuan.
Kedua, 'ainul yaqin yaitu keyakinan yang timbul dari
pengalaman sendiri, bukan atas dasar kabar dari orang lain.
Ketiga, haqqul yaqin yaitu keyakinan tertinggi yang bukan
hanya melibatkan akal namun melibatkan juga dzauq (rasa).
Agar mudah memahami tiga tingkat keyakinan tersebut
para ulama mengumpamakannya dengan seseorang yang
menginformasikan bahwa ia memiliki madu asli, murni dan
manis. Sifatnya seperti ini dan itu, dan kita tidak meragukan
kebenarannya. Kemudian, ia memperlihatkannya, maka kita
bertambah yakin. Kemudian, ia menyodorkannya kepada kita
untuk dirasakan lalu kita merasakan dan memakannya.
Yang pertama disebut 'ilmul yaqin, yang kedua disebut
'ainul yaqin, dan yang terakhir disebut haqqul yaqin.
Demikian penjelasan Yusuf Al Qaradhawi.
Dari penjelasan ini diketahui bahwa beralihnya satu derajat
keyakinan ke derajat yang lebih tinggi disebabkan oleh
bertambahnya ilmu pengetahuan. Logikanya,
ilmu pengetahuan merupakan hasil tafakur.
Dengan demikian tafakur dapat memperkuat dan
menambah keyakinan. Inilah mengapa tafakur
begitu istimewa kedudukannya dalam Islam.
Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini
dengan sia-sia. Mahasuci Engkau, maka peliharalah kami
dari siksa neraka. (QS Ali Imran [3]: 191).
No comments:
Post a Comment