30 October 2006

Seribu Masjid Satu Jumlahnya

Oleh :Emha Ainun Najib

Satu
Masjid itu dua macamnya
Satu ruh, lainnya badan
Satu di atas tanah berdiri
Lainnya bersemayam di hati
Tak boleh hilang salah satunya
Kalau ruh ditindas, masjid hanya batu
Kalau badan tak didirikan, masjid hanya hantu
Masing-masing kepada Tuhan tak bisa bertamu

Dua
Masjid selalu dua macamnya
Satu terbuat dari bata dan logam
Lainnya tak terperi
Karena sejati

Tiga
Masjid batu bata
Berdiri di mana-mana
Masjid sejati tak menentu tempat tinggalnya
Timbul tenggelam antara ada dan tiada
Mungkin di hati kita
Di dalam jiwa, di pusat sukma
Membisikkan nama Allah ta'ala
Kita diajari mengenali-Nya
Di dalam masjid batu bata
Kita melangkah, kemudian bersujud
Perlahan-lahan memasuki masjid sunyi jiwa
Beriktikaf, di jagat tanpa bentuk tanpa warna

Empat
Sangat mahal biaya masjid badan
Padahal temboknya berlumut karena hujan
Adapun masjid ruh kita beli dengan ketakjuban
Tak bisa lapuk karena asma-Nya kita zikirkan
Masjid badan gampang binasa
Matahari mengelupas warnanya
Ketika datang badai, beterbangan gentingnya
Oleh gempa ambruk dindingnya
Masjid ruh mengabadi
Pisau tak sanggup menikamnya
Senapan tak bisa membidiknya
Politik tak mampu memenjarakannya

Lima

Masjid ruh kita bawa ke mana-mana
Ke sekolah, kantor, pasar dan tamasya
Kita bawa naik sepeda, berjejal di bis kota
Tanpa seorang pun sanggup mencopetnya
Sebab tangan pencuri amatlah pendeknya
Sedang masjid ruh di dada adalah cakrawala
Cengkeraman tangan para penguasa betapa kerdilnya
Sebab masjid ruh adalah semesta raya
Jika kita berumah di masjid ruh
Tak kuasa para musuh melihat kita
Jika kita terjun memasuki genggaman-Nya
Mereka menembak hanya bayangan kita

Enam
Masjid itu dua macamnya
Masjid badan berdiri kaku
Tak bisa digenggam
Tak mungkin kita bawa masuk kuburan
Adapun justru masjid ruh yang mengangkat kita
Melampaui ujung waktu nun di sana
Terbang melintasi seribu alam seribu semesta
Hinggap di keharibaan cinta-Nya

Tujuh
Masjid itu dua macamnya
Orang yang hanya punya masjid pertama
Segera mati sebelum membusuk dagingnya
Karena kiblatnya hanya batu berhala
Tetapi mereka yang sombong dengan masjid kedua
Berkeliaran sebagai ruh gentayangan
Tidak memiliki tanah pijakan
Sehingga kakinya gagal berjalan
Maka hanya bagi orang yang waspada
Dua masjid menjadi satu jumlahnya
Syariat dan hakikat
Menyatu dalam tarikat ke makrifat

Delapan
Bahkan seribu masjid, sejuta masjid
Niscaya hanya satu belaka jumlahnya
Sebab tujuh samudera gerakan sejarah
Bergetar dalam satu ukhuwah islamiyah
Sesekali kita pertengkarkan soal bid'ah
Atau jumlah rakaat sebuah shalat sunnah
Itu sekedar pertengkaran suami istri
Untuk memperoleh kemesraan kembali
Para pemimpin saling bercuriga
Kelompok satu mengafirkan lainnya
Itu namanya belajar mendewasakan khilafah
Sambil menggali penemuan model imamah

Sembilan
Seribu masjid dibangun
Seribu lainnya didirikan
Pesan Allah dijunjung di ubun-ubun
Tagihan masa depan kita cicilkan
Seribu orang mendirikan satu masjid badan
Ketika peradaban menyerah kepada kebuntuan
Hadir engkau semua menyodorkan kawruh
Seribu masjid tumbuh dalam sejarah
Bergetar menyatu sejumlah Allah
Digenggamnya dunia tidak dengan kekuasaan
Melainkan dengan hikmah kepemimpinan
Allah itu mustahil kalah
Sebab kehidupan senantiasa lapar nubuwwah
Kepada berjuta Abu Jahal yang menghadang langkah
Muadzin kita selalu mengumandangkan Hayya 'Alal Falah!

Semoga bermanfaat.

29 October 2006

Seusai mimpi selaluTerjaga

Hingga akhir hayatnya

Rabi'ah Al Adawiyyah menyesali,
bahwasanya ia pernah melalaikan shalat malam.
Maka semenjak mimpinya itu Rabi'ahpun selalu terjaga
dan beribadah di tengah malam.

Suatu kali dalam masa-masa keudzurannya,
Rabi'ah Al Adawiyyah, seorang sufi kenamaan tak lagi kuat
berlama-lama melaksanakan shalat tahajjud. Adakalanya
iapun melewatkan shalat malam karena keudzurannya.
Demi mengganti pahala shalat malamnya, ia menamatkan
satu juz Qur'an sebelum tidur. Karena, menurut hemat Rabi'ah,
pahala membaca satu juz Al Qur'an sama dengan melakukan
shalat sepanjang malam.

Lama Rabi'ah melaksanakan kebiasaan itu. Sampai suatu malam,
Rabi'ah bermimpi dalam tidurnya. Dalam mimpinya itu, ia seolah-
olah berada diantara taman yang luas, teramat luas, dengan
pepohonan hijau yang asri tumbuh disekelilingnya.
Diatas tanah yang subur itu, Rabi'ah menyaksikan,
sebuah Istana megah berdiri diantara hamparan hijau dan
bunga-bunga aneka warna.

Ketika ia sedang asyik menikmati pemandangan sekitar, tiba-tiba
Rabi'ah melihat seorang anak kecil tengah mengejar burung hijau
yang terbang diatas kepala, sambil berteriak-teriak alangkah
gembiranya. Rabi'ah lalu menegur anak itu, "Untuk apa engkau
tangkap burung itu ? Demi Allah, aku belum pernah melihat
burung secantik itu. Biarkan ia terbang kemana ia suka."

"Ya. Benar juga kata-kata ibu,"jawab gadis cilik itu.

Gadis cilik itu lalu datang menghampiri Rabi'ah dan menggamit
tangannya. Penuh keceriaan, Rabi'ah dan gadis cilik itu berjalan
mengitari halaman, sehingga mereka sampai di pintu istana yang
alangkah megah, kukuh dan cantiknya. Sambil mengetuk pintu,
anak itu berkata: "Tolong bukakan pintu untuk kami !"

Pintu istana itu lalu terkuak lebar. Dari dalam pintu itu
terpancar cahaya yang amat terang, sehingga menerangi
sekeliling kami.

"Masuklah, Bu. Mari ikut sini." Anak itu menggamit lengan
Rabi'ah, dan Rabi'ahpun mengikuti gadis cilik itu.

Benar dugaan Rabi'ah, dalam istana itu disaksikannya
benda-benda serba indah, dengan bangunan dan tempat-
tempat cengkerama yang begitu tertata, mewah dan asri.

Bersama anak itu, Rabi'ah kembali mengelilingi ruangan
istana dan tak habis-habis dari mengaguminya. Sedang asyiknya
Rabi'ah mengamati keadaan sekeliling, dengan tiba-tiba pintu
yang menjurus kearah taman terbuka. Lagi-lagi gadis kecil itu
mengajaknya, untuk kembali berhandai-handai di keluasan
taman istana.

Dalam kursi-kursi berukir emas yang tersedia didalam taman,
tampak para pelayan yang wajahnya cantik mempesona, tak ada
bandingannya diantara wanita yang tinggal di muka bumi.
Mereka cantik seperti mutiara berseri-seri, seperti hendak
bepergian, sedang di tangan mereka tergenggam berbotol-botol
wewangian.

Gadis kecil itu bertanya kepada mereka,
"Bibi-bibi ini hendak pergi ke mana?"

Salah seorang dari pelayan istana itu menjawab : "Kami hendak
pergi menemui seseorang yang terbunuh dalam pertempuran laut.
Orang itu telah mati dalam keadaan syahid.

Anak itu lalu bertanya lagi : "Tidakkah kalian ingin memberi
wewangian kepada perempuan ini?",seraya menunjuk ke arah Rabi'ah.

"Ia sudah mendapat wewangian, tetapi ia sendiri yang tidak mau
memakainya.”ujar pelayan istana bermata jeli yang sudah
bersiap-siap untuk pergi.

Sejurus kemudian gadis kecil itu melepaskan genggaman tangannya
dari Rabi'ah. Dan seketika itu, Rabi'ahpun terjaga dari tidur malamnya.

Sambil menopang tubuh rentanya, kulit tipisnya yang sudah
tak kuat menahan dingin malam itu, Rabi'ah pergi mengambil
air wudlu. Berkali-kali Rabi'ah melafadzkan istighfar dan
kemudian menunaikan shalat malam dalam suasana hati
penuh sesal dan haru. Hingga akhir hayatnya
Rabi'ah Al Adawiyyah menyesali, bahwasanya ia pernah
melalaikan shalat malam. Maka semenjak mimpinya itu
Rabi'ahpun selalu terjaga dan beribadah di tengah malam.
(Kiriman Rasyan Ridha)

Terapi Tujuh Gelas Air



Prof. S Periasamy DIM & D ACC - Bohiraj Vedante Maharish Charity,

Kantha Health And ResearchCentre Karur 639006, TN
India

Tuhan telah memberi kita air yang banyak dan gratis. Tanpa
mengeluarkan uang untuk obat-obatan, tablet, suntikan, diagnosa,
upah dokter, dll. Hanya minum air minum, penyakit di bawah ini bisa
disembuhkan. Anda tak akan percaya sebelum melakukannya.
Di bawah ini daftar penyakit yang dapat disembuhkan oleh terapi ini :

· Sakit Kepala * Asma # Hosthortobics

· Darah Tinggi * Bronchitis # Kencing Manis

· Kurang Darah * TBC Paru-paru # Penyakit Mata

· Rematik * Radang Otak # Pendarahan di Mata &

· Lumpuh * Batu Ginjal #Mata Merah

· Kegemukan * Penyakit Saluran Kencing# Haid tidak teratur

· Radang / Sakit persendian * Kelebihan Asam Urat # L e u k e m i a

· Radang Selaput Lendir * M e n c r e t # Kanker Peranakan

· Gangguan Jantung * D i s e n t r i # Kanker Payudara

· Mabuk, Pusing, Gamang * A m b e I e n # Radang Tenggorokan

· Batuk * S e m b e l i t

Bagaimana Air Minum itu bekerja?

Meminum air minum biasa dengan metode yang benar, memurnikan
tubuh manusia. Hal itu membuat usus besar bekerja dengan lebih efektif
dengan cara membentuk darah baru, dalam istilah medis dikenal sebagai
aematopaises. Bahwa mucousal fold pada usus besar dan usus kecil diaktifkan
oleh metode ini, merupakan fakta yang tak terbantah, seperti teori yang
menyatakan bahwa darah segar baru diproduksi oleh mucousal fold ini.

Bila usus bersih, maka gizi makanan yang dimakan beberapa kali dalam
sehari akan diserap dan dengan kerja mucousal fold, gizi makanan itu diubah
menjadi darah baru. Darah merupakan hal penting dalam menyembuhkan
penyakit dan memelihara kesehatan, dan karena itu air hendaknya dikonsumsi
dengan teratur.

Bagaimana melakukan terapi ini ?

· Pagi hari ketika anda baru bangun tidur ( bahkan tanpa gosok gigi
terlebih dahulu) minumlah 1.5 liter air, yaitu 7 (tujuh) gelas. Lebih
baik airnya ditakar dahulu sebanyak 1.5 liter. Ketahuilah bahwa nenek
moyang kami menamakan terapi ini sebagai "usha paana chikitsa".
Setelah itu anda boleh mencuci muka.

· Hal sangat penting untuk diketahui bahwa jangan minum atau makan
apapun satu jam sebelum dan sesudah minum 1.5 liter air ini.

· Juga telah diteliti dengan seksama bahwa tidak boleh minum minuman
beralkohol pada malam sebelumnya.

· Bila perlu, gunakanlah air rebus atau air yang sudah disaring.

Apakah Mungkin Minum 1.5 Liter Air Sekaligus?

Untuk permulaan, mungkin akan terasa sulit meminum 1.5 liter air sekaligus,
tapi lambat laun akan terbiasa juga. Mula-mula, ketika latihan, anda boleh
minum 4 (empat)gelas dulu dan sisanya yang 3 (tiga) gelas diminum dua menit
kemudian. Awalnya anda akan buang air kecil 2 sampai 3 kali dalam satu jam,
tetapi setelah beberapa lama, akan normal kembali. Menurut penelitian dan
pengalaman, penyakit-penyakit berikut diketahui dapat disembuhkan dengan
terapi ini dalam waktu seperti tertulis di bawah ini:

@ Sembelit - 1 Hari @ TBC Paru-Paru - 3 Bulan @ Kencing Manis - 7 Hari

@ Asam Urat - 2 Hari @ Tekanan Darah - 4 Minggu @ Kanker - 4 Minggu

Catatan :

Disarankan agar penderita radang/sakit persendian dan rematik
melaksanakan terapi ini tiga kali sehari, yaitu pagi, siang, dan malam
satu jam sebelum makan - selama satu minggu, setelah itu dua kali sehari
sampai penyakitnya sembuh.

Ini merupakan persembahan pada kemanusiaan. Dengan rahmat Tuhan,
setiap orang hendaknya menjalani hidup sehat.

Lokas Samasthaas Sukhino Bhavanthu

(Semoga Manusia Seluruh Dunia Berbahagia).

Salam Bahagia:)
Nur Khabib

Hakekat Kebahagiaan

Manusia pada dasarnya dilengkapi oleh Alloh dua hal pokok, yaitu
jasmani dan rohani. Dua hal ini memiliki keperluan masing-masing.
Jasmani membutuhkan makan, minum, pelampiasan syahwat, keindahan,
pakaian, perhiasan-perhiasan dan kemasyhuran. Rohani, pada sisi lain,
membutuhkan kedamaian, ketenteraman, kasih-sayang dan cinta.
Para sufi menegaskan bahwa hakekat sesungguhnya manusia adalah
rohaninya. Ia adalah muara segala kebajikan. Kebahagiaan badani
sangat tergantung pada kebahagiaan rohani. Sedang, kebahagiaan
rohani tidak terikat pada wujud luar jasmani manusia.

Sebagai inti hidup, rohani harus ditempatkan pada posisi yang
lebih tinggi. Semakin tinggi rohani diletakkan, kedudukan manusia
akan semakin agung. Jika rohani berada pada tempat rendah, hina
pulalah hidup manusia. Fitrah rohani adalah kemuliaan, jasmani pada
kerendahan. Badan yang tidak memiliki rohani tinggi, akan selalu
menuntut pemenuhan kebutuhan-kebutuhan rendah hewani.
Rohani hendaknya dibebaskan dari ikatan keinginan hewani, yaitu
kecintaan pada pemenuhan syahwat dan keduniaan. Hati manusia yang
terpenuhi dengan cinta pada dunia, akan melahirkan kegelisahan dan
kebimbangan yang tak berujung. Hati adalah cerminan ruh. Kebutuhan
ruh akan cinta bukan untuk dipenuhi dengan kesibukan pada dunia.
Ia harus bersih. Dalam rangkaian metode pembersihan hati, para sufi
menetapkan dengan tiga tahap :

Takholli,Tahalli, dan Tajalli.


Takholli, sebagai tahap pertama dalam mengurus hati, adalah
membersihkan hati dari keterikatan pada dunia. Hati, sebagai langkah
pertama, harus dikosongkan. Ia disyaratkan terbebas dari kecintaan
terhadap dunia, anak, istri, harta dan segala keinginan duniawi.
Dunia dan isinya, oleh para sufi, dipandang rendah. Ia bukan hakekat
tujuan manusia. Manakala kita meninggalkan dunia ini, harta akan sirna
dan lenyap. Hati yang sibuk pada dunia, saat ditinggalkannya, akan
dihinggapi kesedihan, kekecewaan, kepedihan dan penderitaan.
Untuk melepaskan diri dari segala bentuk kesedihan, lanjut para saleh sufi,
seorang manusia harus terlebih dulu melepaskan hatinya dari
kecintaan pada dunia.

Tahalli, sebagai tahap kedua berikutnya, adalah upaya pengisian hati yang
telah dikosongkan dengan isi yang lain, yaitu Alloh SWT. Pada tahap ini,
hati harus selalu disibukkan dengan dzikir dan mengingat Alloh. Dengan
mengingat Alloh, melepas selain-Nya, akan mendatangkan kedamaian.
Tak ada yang ditakutkan selain lepasnya Alloh dari dalam hatinya.
Hilangnya dunia, bagi hati yang telah tahalli, tak akan mengecewakan.
Waktunya sibuk hanya untuk Alloh, bersenandung dalam dzikir.
Pada saat tahalli, lantaran kesibukan dengan mengingat dan berdzikir
kepada Alloh dalam hatinya, anggota tubuh lainnya tergerak dengan
sendirinya ikut bersenandung dzikir. Lidahnya basah dengan lafadz
kebesaran Alloh yang tak henti-hentinya didengungkan setiap saat.
Tangannya berdzikir untuk kebesaran Tuhannya dalam berbuat.

Begitu pula, mata, kaki, dan anggota tubuh yang lain. Pada tahap ini, hati
akan merasai ketenangan. Kegelisahannya bukan lagi pada dunia yang menipu.
Kesedihannya bukan pada anak dan istri yang tak akan menyertai kita saat
maut menjemput. Kepedihannya bukan pada syahwat badani yang seringkali
memperosokkan pada kebinatangan. Tapi hanya kepada Alloh. Hatinya sedih
jika tidak mengingat Alloh dalam setiap detik.

Setelah tahap 'pengosongan' dan 'pengisian', sebagai tahap ketiga adalah
Tajalli. Yaitu, tahapan dimana kebahagian sejati telah datang. Ia lenyap
dalam wilayah Jalla Jalaluh, Alloh subhanahu wata'ala. Ia lebur bersama
Alloh dalam kenikmatan yang tidak bisa dilukiskan. Ia bahagia dalam
keridho'an-Nya. Pada tahap ini, para sufi menyebutnya sebagai ma'rifah,
orang yang sempurna sebagai manusia luhur. Syekh Abdul Qadir Jaelani
menyebutnya sebagai insan kamil, manusia sempurna. Ia bukan lagi hewan,
tapi seorang malaikat yang berbadan manusia. Rohaninya telah mencapai
ketinggian kebahagiaan. Tradisi sufi menyebut orang yang telah masuk
pada tahap ketiga ini sebagai waliyulloh, kekasih Alloh.

Orang-orang yang telah memasuki tahapan Tajalli ini, ia telah mencapai
derajat tertinggi kerohanian manusia. Derajat ini pernah dilalui oleh
Hasan Basri, Imam Junaidi al-Baghdadi, Sirri Singkiti, Imam Ghazali, Rabiah
al-Adawiyyah, Ma'ruf al-Karkhi, Imam Qusyairi, Ibrahim Ad-ham, Abu Nasr
Sarraj, Abu Bakar Kalabadhi, Abu Talib Makki, Sayyid Ali Hujweri, Syekh
Abdul Qadir Jaelani, dan lain sebagainya. Tahap inilah hakekat hidup dapat
ditemui, yaitu kebahagiaan sejati.

Salam Bahagia:)
Nur Khabib

Ikhlas Bin Mukhlis

PEMUDAitu kurus, tinggi, dan agak pucat, dan kelihatan lemah
tapi baik hati dan sopan santun pada siapa pun, yang selama ini
menjadi imam masjid kami dan menjadi guru ngaji anak-anak di
kompleks perumahan kami itu, tiba-tiba lenyap bagai ditelan Bumi.
Tak seorang pun tahu ke mana ia pergi, tak sepatah kata pun pesan
ditinggalkan pada Rt, Rw, atau pengurus masjid yang selama ini
memberinya tumpangan tempat tinggal.

Memang ia bukan penumpang gratis. Sebaliknya, ia memberi kami
lebih banyak dari yang ia peroleh. Kecuali menjadi imam masjid dan
guru ngaji anak-anak, ia juga guru kami. Pemuda inilah yang mengajari
kami tahlilan, membaca doa, menyanyikan pujian, salawat, dan yasinan
dan ritus-ritus lain. Ia kami kagumi karena kesalehannya.

Kompleks perumahan kami dihuni kaum terpelajar, orang kota, modern,
maju, pegawai kantoran, punya status terhormat, dan makmur tapi tak satu
pun bisa membaca kitab suci Al Quran. Tak seorang pun, ibaratnya, bisa
membedakan huruf "alif" sebesar tugu Monas, dan "ba" selebar danau
Singkarak. Kalau ada yasinan, semua mencoba memegang kitab, dan
pura-pura membacanya, dan kalau orang sebelahnya membalik halaman
berikutnya, mereka pun mengikuti, sambil komat-kamit, seolah-olah bisa
membaca. Ada yang memakai pici, dan bahkan surban, seolah-olah ia kiai
beneran.

Hilangnya anak ini membuat kami mati kutu, dan tak bisa lagi berbuat
serba seolah-olah seperti tadi. Kami lalu sibuk mencari. Mustahil kalau
ia hilang beneran dan tak bisa ditemukan. Sebanyak itu penghuni,
mustahil tak bisa menemukannya. Dan memang mustahil, karena
tiba-tiba-ini yang membuat banyak pihak "shock", kaget, heran, tak habis
pikir-si pucat kurus yang baik hati dan saleh, dan diam-diam kami kagumi
itu ditemukan mabuk-mabukan dan ditangkap polisi bersama segerombolan
pemuda anggota "Pangunci": Paguyuban Ngunjuk Ciu, alias rombongan
peminum serius.

"Edan, ternyata kita tertipu," kata seseorang.

Kekecewaan pun menggumpal di hati seluruh penduduk kompleks itu.
Orang-orang yang cepat memuja, cepat memuji, cepat kagum, cepat
terpesona, di mana-mana, akhirnya menemui kegetiran dan ironi hidup:
mereka cepat pula kecewa.

"Salah kalian sendiri," pikir saya.

Suatu hari, ia kembali ke masjid tapi tak seorang pun menegurnya. Ia
juga tak lagi dijadikan imam, atau guru ngaji. Ia di-singkang-singkang
oleh mantan para pemujanya. Dan ia tampaknya tak gusar menghadapi
perubahan sikap ini. Ia-seperti dulu-tetap tenang. Bahkan ia masih
tenang-tenang ketika dilarang tinggal di kamar khusus yang dulu
disediakan untuknya. Maka, ia pun tidur di serambi seperti maaf, kere
tidur di emper toko.

Saya dekati ia dengan cara khusus. Saya bawa ia pada suatu malam, ketika
tak seorang pun tahu, ke rumah saya. Kami lalu dialog perkara hidup.
Hakikat dan inti ibadah ia paparkan. Ia mengajari saya tindakan ikhlas,
lahir batin, tanpa pamrih. Orang ikhlas, dalam bahasa dia, disebut
mukhlis.

"Saya ingin jadi mukhlis tapi gagal. Di sini orang memuji-muji saya, dan
diam-diam saya senang. Lama-lama, saya ngaji, shalat, berdoa, berzikir,
buat memperteguh citra bahwa saya saleh. Saya shalat bukan menyembah
Allah, tapi menyembah kesalehan saya, menyembah citra diri saya, dan
kepentingan saya. Dan ini bukan tindakan ikhlas. Saya bukan seorang
mukhlis. Saya takut pada Allah. Saya tinggalkan rumah-Nya. Saya
mabuk-mabukan, dan baru kemudian, di tengah caci maki orang banyak,
saya temukan kedamaian. Baru tadi saya shalat buat Allah,
menyembah Allah, dan bukan menyembah citra diri..."

"Edan," pikir saya. Setua ini belum pernah saya punya kesadaran macam
itu. Dan bocah ini memilikinya. Saya malu. Malu sekali pada diri
sendiri. Ia memberi saya banyak pelajaran. Ia memang guru. Guru sejati.
Dia guru kehidupan.
[oleh2 Mohammad Sobary]


---------------------------------------------
Kekayaan itu bukanlah banyaknya harta benda
Kekayaan sebenarnya adalah ketenangan Jiwa
---------------------------------------------

Salam Bahagia:)
Nur Khabib

27 October 2006

Doa Cahaya

BismillahiRohmaanirRohiim

Allohummaj’al fii qolbi nuuron,
wa fii bashorii nuuron,
wa fii sam’ii nuuron,
wa ’an yamiinii nuuron,
wa ‘an yasaarii nuuron,
wa min fauqii nuuron,
wa min tahtii nuuron,
waj’al lii nuuron.

Wa fii ‘ashabii nuuron,
wa fii lahmii nuuron,
wa fii sya’rii nuuron,
wa fii basyorii nuuron,
wa fii lisaanii nuuron,
waj’al fii nafsii nuuron,
wa a’zhim lii nuuron.

Ya Alloh, jadikanlah cahaya dalam hatiku,
jadikanlah cahaya dalam pandanganku,
jadikanlah cahaya dalam pendengaranku,
jadikanlah cahaya di sebelah kananku,
jadikanlah cahaya di sebelah kiriku,
jadikanlah cahaya di atasku,
jadikanlah cahaya di bawahku,
jadikanlah cahaya di belakangku,
dan jadikanlah cahaya untukku.

Jadikanlah cahaya dalam syarafku,
jadikanlah cahaya pada dagingku,
jadikanlah cahaya di rambutku,
jadikanlah cahaya di kulitku,
jadikanlah cahaya di lisanku,
jadikanlah cahaya di jiwaku,
dan muliakanlah cahaya untukku,

Amiin. Yaa Robbal Alaamiin

Semoga setiap langkah menjadi pintu barokah,
Dan setiap tingkah menghasilkan kebaikan. Amiin.

Tanda-tanda Kematian

SESUNGGUHNYA 
MENGINGAT MATI
ITU ADALAH B I J A K
 "Tanda 100 hari menjelang meninggal"
Ini adalah tanda pertama dari Tuhan kepada hamba-Nya
dan hanya akan disadari oleh mereka yang dikehendaki-Nya
Walaubagaimanapun semua orang akan mendapat tanda ini,
hanya saja ada yang menyadari ada pula yang tidak.....
Tanda ini akan terjadi lazimnya selepas waktu Ashar,
dimana seluruh tubuh yaitu dari ujung rambut hingga
ke ujung kaki akan mengalami getaran atau seakan-akan
menggigil, contohnya seperti daging sapi yang baru saja
disembelih dimana jika diperhatikan dengan teliti, kita akan
mendapati daging tersebut seakan-akan bergetar......
Tanda ini memberi rasa nikmat dan bagi mereka yang sadar
dan jika hati kita tergelitik bahwa mungkin ini adalah tanda
ajal menjelang, maka getaran ini akan berhenti dan hilang setelah
kita sadar akan kehadiran tanda ini. Bagi mereka yang tidak diberi
kesadaran atau mereka yang hanyut dengan kenikmatan tanpa
memikirkan soal kematian, tanda ini akan lenyap begitu saja
tanpa ada manfaatnya ... Bagi yang sadar dengan kehadiran
tanda ini, maka ini adalah peluang terbaik untuk memanfaatkan
waktu yang tersisa untuk mempersiapkan diri dengan amal ibadah
dan urusan yang akan dibawa atau ditinggalkan sesudah mati.
 "Tanda 40 hari"
Tanda ini juga akan terjadi sesudah waktu Ashar, dimana
bahagian pusar kita akan berdenyut-denyut. Pada saat itu daun
yang bertuliskan nama kita akan gugur dari pohon yang letaknya
di atas Singgasana Tuhan. Maka Malaikat Maut akan mengambil
daun tersebut dan mulai melakukan persiapan atas diri kita,
diantaranya adalah mengikuti kita sepanjang waktu ... Dapat saja
terjadi Malaikat Maut ini memperlihatkan wujudnya yang asli
secara sekilas. Jika hal ini terjadi, mereka yang terpilih ini
akan merasakan seakan-akan Bingung seketika... Malaikat maut ini
hanya 1, tetapi kewenangan untuk mencabut nyawa adalah sama
dengan jumlah nyawa yang akan dicabutnya.........
 "Tanda 7 hari"
Adapun tanda ini akan diberikan hanya kepada mereka yang diuji
dengan musibah sakit, dimana orang sakit yang tidak nafsu makan,
secara tiba-tiba berselera untuk makan...
 "Tanda 3 hari"
Pada saat ini akan terasa denyutan di bagian tengah dahi kita yaitu
diantara dahi kanan dan kiri. Jika tanda ini dapat dirasakan maka
berpuasalah kita selepas terjadinya hal itu supaya perut kita tidak
mengandung banyak najis dan ini akan memudahkan urusan orang
yang akan memandikan jenazah kita nanti.... Saat itu juga bagian
hitam mata kita tidak akan bersinar lagi, dan bagi orang yang sakit,
hidungnya akan perlahan-lahan jatuh dan ini dapat diperiksa
jika kita melihatnya dari bagian sisi... Telinganya akan layu
dimana bagian ujungnya akan beransur-ansur masuk ke dalam...
Telapak kakinya yang terlunjur akan perlahan-lahan jatuh ke depan
dan sukar ditegakan...
 "Tanda 1 hari"
Akan terjadi sesudah Ashar dimana kita akan merasakan satu
denyutan di bagian belakang kepala, yaitu di sekitar ubun-ubun
dimana hal ini menandakan kita tidak akan sempat untuk menemui
waktu Ashar keesokan harinya....
 "Tanda akhir"
Akan terjadi keadaan dimana kita akan merasakan sejuk di
bagian pusar dan rasa itu akan turun kepinggang dan seterusnya
akan naik ke bagian tenggorokan... Pada saat ini hendaklah kita
terus berdo'a dan berdiam diri dan menantikan kedatangan Malaikat
Maut untuk menjemput kita kembali kepada Tuhan yang telah
menghidupkan kita dan sekarang akan mematikan kita pula...

Demikian semoga kita nanti meninggal dengan akhir yang baik
KHUSNUL KHOTIMAH Amiien.

Salam Bahagia:)
Nur Khabib

25 October 2006

Maafkanlah dirimu

Maafkanlah dirimu,
Maafkanlah dirimu.
Maafkanlah dirimu setiap saat.

Apapun yang Saudara lakukan, lakukanlah hanya untuk
memuji Tuhan dan biarkanlah, apapun hasilnya, karena kita
bukanlah hanya berupa badan saja. Kita bukanlah merupakan
perbuatan. Kita bukanlah pelaku dari segala sesuatu di dunia ini.
Walaupun kita melakukannya, misalnya kita sebagai pelakunya,
kita tetap harus memaafkan diri kita.

Maafkanlah diri kita ketika kita melakukan kesalahan atau
ketika kita tidak dapat menahan kebiasaan-kebiasaan kita,
seperti marah atau adakalanya serakah
dan adakalanya berpikir dengan keinginan memiliki yang kuat,
karena semua itu berasal dari keadaan. Hal tersebut bukanlah Diri,
bukanlah jiwa sejati yang menginginkan segala sesuatu.
Jadi kita harus selalu mencoba berulang-ulang,
dan memaafkan diri kita setelah semua itu,

Karena dalam lubuk diri kita terdapat Tuhan,
Kebijaksanaan Agung, Sang Keberadaan apapun Namanya
kita tidak dapat memarahinya, kita tidak dapat menyiksanya,
kita tidak dapat bertindak kasar kepadanya.

Mengertikah Saudara akan apa yang saya maksudkan?
Jadi jika kita marah terhadap diri kita,
kita harus marah hanya kepada kebiasaan-kebiasaan kita,
akumulasi kebiasaan-kebiasaan kita.
Atau kita harus menyalahkan situasinya juga,
bukanlah menyalahkan Kebijaksanaan Agung sang Diri sejati
karena sang Diri sejati tidak pernah bersalah,
tidak pernah melakukan kesalahan apapun.

Seandainya kita adalah sang pelaku dan kita berada
dalam masyarakat seperti ini, adakalanya kita menjadi marah.
Hal tersebut bukanlah selalu kesalahan kita.
Kebanyakan bukanlah kesalahan kita. Adakalanya segala kejadian
dapat membuat kita marah. Sebagai contoh, Saudara bekerja
di suatu perusahaan dan Saudara bekerja dengan karyawan
yang salah, ya? Apapun yang Saudara beritahukan kepadanya,
ia benar-benar tidak mengerti. Atau ia mengerti tetapi melakukan
hal yang sebaliknya. Ia hanya membuat Saudara marah dan marah.

Bahkan Saudara memaafkannya berkali-kali, ia tetap saja
melakukannya berulang kali. Suatu hal yang sangat kecil,
bahkan suatu hal yang kecil mengganggu pikiran kita dan
membuat kita merasa sengsara. Jadi baik adanya bahwa kita
mengetahui terdapat sesuatu lainnya yang berada di atas pikiran
dan di atas badan kita.

Badan kita hanya terkandung dari
unsur-unsur material, seperti tanah, air, besi.
Sungguh, besi di dalam tubuh kita lebih dari cukup untuk
membuat beberapa paku. (Hahahaha…) Tahukah kalian? Dan air,
bumi dan kemungkinan api, api yang vital sehingga badan kita
menjadi hangat dan juga lainnya.

Salam Bahagia:)
Nur Khabib

23 October 2006

Doa di Hari yang Fitri

Ya Allah
Jadikanlah kami diantara mereka
Yang tertanam dalam hatinya pohon kerinduan pada-Mu
Yang seluruh kalbunya dirasuki gelora cinta-Mu
Mereka berlindung pada sarang ma’rifat-Mu

Ya Allah
Jadikanlah kami diantara mereka
Yang tertanam dalam hatinya pohon kerinduan pada-Mu
Yang seluruh kalbunya dirasuki gelora cinta-Mu
Mereka berlindung pada sarang ma’rifat-Mu
Mereka merumput pada padang taqarrub
Mereka mereguk pancaran mata air mahabbah
Mereka menempuh jalan-jalan kesucian
Tirai telah tersingkap dari bashirah mereka
Kegelapan syak telah tersingkir dari aqidah mereka

Sudah hilang goncangan keraguan dari kalbu dan
nurani mereka. Karena kebenaran ma’rifat,
lega dada mereka Menjulang semangat mereka
untuk meraih kebahagiaan dalam kesederhanaan

Ya Allah,
Ridha-Mu adalah keinginanku
Melihat-Mu adalah hajatku
Ada pada-Mu obat penawar penyakitku
Penyejuk kehausanku dan penyingkap kesedihanku

Berdampingan dengan-Mu adalah permintaanku
Berdekatan dengan-Mu adalah puncak permohonanku
Jadilah Engkau penghibur dalam kesepianku

Penyelamat dari ketergelinciranku
Pengampun dosaku
Permintaan tobatku
Penyambut panggilanku
Wali penjagaku dan penutup keperluanku

Ya Allah
Jadikanlah cinta kepada-Mu
lebih aku sukai dari sesuatu
Selesaikanlah keperluan-keperluan duniaku
dengan kerinduan berjumpa dengan-Mu
Jika Engkau hibur mata mata pencinta dunia
karena dunia mereka,
Maka hiburlah aku
dengan beribadah kepada-Mu

Amiiiin Ya Robbal Alamiiin.

22 October 2006

Rahasia Bismillah

Bismillaahirrohmaanirrohiim

Bismillah ada 7 Huruf Kenapa? Buka dirimu atas kebenaran
surat AL FATIHAH yang merupakan ummul KITAB.

Ada 19 huruf disini BA', sebagai permulaanya atau pintu
pembukanya, ada SIN, MIEM, ALIF, LAM, LAM, HA', ALIF,
LAM, RO', MIEM, HA', NUN, ALIF, LAM, RO', HA', YAK, MIEM.
19 terdiri dari Satu (AHAD) dan Sembilan (KAMIL) sempurna.
jadi dua angka itu sembilanbelas Angka Tuhan. kalau ditambahkan
Satu + Sembilan= Sepuluh, Satu+Nol=SATU menjadi AHAD.

Sekarang mari kita lihat tanda yang menyertai huruf juga (19)
3 titik+3 Sukun+3 Tasdjid+4 Fathah+6 Kasroh=19 seimbangkan
dengan huruf dan tandanya Subhanalaloh Maha Sempurna.

Kalau melihat strukturnya ada:
3 huruf ALIF
3 huruf MIEM
3 huruf Bertanda TITIK
3 huruf Bersukun
3 huruf Bertasdjid
3 kata Asmaul Adzom+ 2 Asmaul Khusna
( ALLoh Rohmaan Rohiim)
Kalau dikalikan 3x6=18 1+8=9 sempurna sekali.
Kenapa 3?......
karena 3 dan seterusnya dianggap banyak atau karena
3 sebagai hasil pasangan Bapak+Ibu=Anak.
terserah intrepretasi masing-masing orang berbeda
namun disini menekankan perlunya berjamaah/berkumpul
atau bersilaturrahmi untuk menjadi SATU jamaah manunggal
antara NUR ALLOH NUR MUHAMMAD NUR INSAN
jika menyatu itulah TAUHID ajaran setiap Nabi dan Rasul.
dari sebuah Hadis Nabi 71 golongan Yahudi SATU Selamat
72 golongn Nasrani SATU Selamat, 73 golongan Islam SATU
yang Selamat Siapakah yang Selamat yaitu Golongan
AHLUSSUNNAH WAL JAMAAH yaitu Siapa saja diantara
manusia/ golongan yang mampu menyatukan ketiga Nur
diatas sehingga mengenal TAUHID dengan TEPAT dan BENAR.
Sudahkah Saudaraku menyadari tentang ini?.

Mari kita lihat 3 huruf yang bertitik
BA' sebagai pintunya BAITULLOH jika sudah masuk kedalamnya
akan menemukan NUN sebagai NUR CAHAYA ALLOH
Cahaya di atas Cahaya, cahaya yang tidak disentuh Api yang
Tidak di Timur dan di Barat sebagai Cahaya langit dan Bumi.
jika berhasil Saudara akan mendapatkan
YA' sebagai hasilnya YAKIN dengan melampui
ILMUL YAKIN keyakinan berdasar teori atau kajian wacana.
AINUL YAKIN keyakinan berdasarkan hasil penelitian.
HAQQUL YAKIN keyakinan akibat merasakan, musyahadah.
ISBATUL YAKIN keyakinan berdasarkan Ketetapan Qolbu
yang suci dan bening sehingga tinggkat musyahadahnya
semakin jelas dan amatlah terang penglihatanmu.

Demikianlah selamat berjuang mencapai ISBAT yang
benar dan Tepat dalam menyembah kepada Sang Khalik.
selamat berjuang melawan EGO berhala diri yang merupakan
hizab terbesar disamping ilmu yang saudara miliki.

Selamat Hari Raya Idhul Fitri 1427 h
Mohon Maaf Lahir dan Bathin
Semoga ALLOH melimpahkan karunia besar dan menghendaki
Saudara untuk Bertemu menghadapkan makhluknya yang
fakir dan istiqomah kehadapan ILAHI ROBBI amiin.

Salam Bahagia:)
Nur Khabib

17 October 2006

MENEMUI ALLOH

BISMILLAHIRROHMAANIRROHIIM

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Wahai Saudara-Saudaraku,

Alloh SWT. telah mengutus 25 Nabi dan Rasul yang wajib
diketahui (terdapat dalam Kitab Suci), dan menurut sebuah
Hadist ada 313 Rasul dengan 124.000 Nabi (HR.Ibnu Hibban).
[2+5=7 , 3+1+3=7 , 1+2+4+0+0+0=7] rahasianya ADA
didalam 7 ayat pembuka Al-Fatihah karena ia adalah induk
dari Kitab Al-Quran, dari tujuh ayat itu rahasianya ada di
Ayat pertama Bismillahirrohmanirrohim.
dalam ayat pertama intinya ada dalam 7 huruf BISMILLAH:
Ba'. Sin. Miem. Alif. Laam. Laam. Ha'. dari sini masih
kepanjangan maka di temukan rahasianya dari 7 huruf itu
dalam BA' dari BA' bisa berbunyi karena ada titik dibawahnya
BA' juga bermakna BAITULLOH rumah Alloh.
maka TITIKlah poin utamanya. yaitu TAUHID menyatu
atau menjadi SATU. atau Ajaran Yang Satu tentang
KEBENARAN. AL HAQ.

Diantara Rasul-Rasul itu mempunyai tugas utama yaitu
menyampaikan Satu Ajaran: Ilmu TAUHID (Ajaran Yang Satu).
Maka Al-Fatihah = Mau membuka diri atas KEBENARAN
Seperti yang terdapat dalam Al-Quran dibawah ini.

Katakanlah "Sesungguhnya aku hanya mengajarkan
kepada kamu
dengan satu ajaran saja (ajaran Tauhid)
yaitu bahwa kamu harus
berdiri MENGHADAP ALLOH
dengan IKHLAS , berdua-dua
atau sendiri-sendiri, kemudian
hendaklah kamu pikirkan,
tidaklah sahabat kamu itu g i l a,
dia tiada lain hanyalah pemberi
peringatan kepada kamu
sebelum datangnya azab yang sangat keras.
(QS. SABA 34:46).

MENGHADAP ALLOH SWT. harus dan sudah pasti menyaksikan
/Musyahadah merasakan dengan mata QOLBU dan bertemu
dengan Wajah-NYA. atau WUJUD Ada-NYA (Keberadaan-NYA)
Kemanapun engkau menghadap disanalah Wajah-NYA.

Hai Manusia! Sesungguhnya ENGKAU HARUS BERUSAHA
DENGAN
KERAS untuk BERTEMU DENGAN TUHAN DIKAU,
sampai engkau
M E N E M U I N Y A. (QS. AL-Insyqoq 84:6)

Berdasarkan ayat diatas, Alloh memerintahkan kepada setiap
manusia untuk mengadakan pertemuan dengan-Nya selagi masih
hidup di atas Dunia. Tetapi kebanyakan manusia berkeyakinan yang
salah bahwa pertemuan dengan Alloh SWT. hanya bisa terjadi
kalau sudah meninggal Dunia saja, bahkan mereka berkeyakinan
pula setiap yang meninggal dunia akan kembali menghadap Alloh,
Eiit tunggu dulu karena banyak yang nyasar tidak tahu kembalinya
kalau tidak tahu ilmu LIQO' Alloh bisa Gentayangan di pepohonan
dirumah-rumah tua atau hanya bisa di langit pertama, kedua, ketiga,
keempat, kelima, keenam atau hanya sampai langit ketujuh
padahal Alloh bersemayam di atas ARSY diatas Sidrotul Muntaha.
untuk bisa kesana harus punya ilmunya ilmu Mukasyafah. melalui
Guru Mursyidlah ilmu ini disampaikan turun temurun dari
ROSULULLOH utusan Alloh.

Jika demikian mengapa Alloh memerintahkan kepada manusia
untuk cepat-cepat kembali kepada-Nya. FAFIRRU ILALLOH
(berlarilah menuju Alloh) atau Kembalilah, bersegeralah kepada Alloh.
sebelum kita meninggalkan dunia ini. akan tetapi ketika ada yang
menyampaikan ayat-ayat yang memerintahkan manusia harus
mengadakan pertemuan atau perjumpaan dengan Alloh sewaktu
masih hidup, ummat Nabi dan Rasul itu sampai kini pecah menjadi
tiga golongan yaitu:

1. Golongan yang tidak percaya bahwa Alloh dapat ditemui dan
dijumpai sewaktu masih hidup didunia ini (kebanyakan manusia
atau kalangan awwam pada umumnya manusia).
"Sesungguhnya kebanyakan manusia ingkar akan pertemuan
dengan Tuhan-Nya." [QS. Ar-Ruum 30:8].

2. Golongan yang RAGU-RAGU terhadap pertemuan dengan
Tuhan-Nya selagi masih hidup di dunia ini. (golongan yang
bimbang dan bingung tak tahu jalan).
"Ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka dalam keragu-raguan
tentang menemui Tuhan-Nya. Ketahuilah sesungguhnya Dia
meliputi segala sesuatu" [QS. Fushshilat 41:54].

3. Golongan yang MENYAKINI mereka akan BERTEMU dengan
Tuhan-Nya saat masih hidup di dunia ini. Golongan Khusus
yang bakal selamat yang menyelamatkan dirinya karena
usahanya yang gigih mengharap perjumpaan dengan-Nya.
Mendekatkan diri dan mencintainya dengan tulus ikhlas.
"Yaitu orang-orang yang menyakini bahwa mereka akan
MENEMUI TUHANNYA dan kelak akan kembali kepada-Nya.
[QS. Al-Baqoroh 2:46] inilah ajaran yang SATU.

Saudara-Saudaraku, terserah mau masuk golongan yang mana...?
Kami sarankan membekali diri dengan Doa dan ilmu supaya bisa masuk
dan tergolong dalam barisan ketiga yang jelas SELAMAT/ISLAM
kenapa islam yang kaffah yang sejati yang merasaka FANA sirna
yang ada Hanya ALLOH SEMATA, LAILAHAILLALLOH yang tidak
hanya di lisan saja dan bisa dipraktekkan MUTU QOBLAL MAUTU.
(Matilah sebelum mati) Mematikan diri sebelum mati yang sebenarnya.
Demikian semoga bermanfaat dan membawa hidayah dan karunia
bagi orang-orang yang mau bertafakkur dan mujahadah amiin.

Salam Bahagia:)
NurKhabib
25 Ramadhan 1427 H.

13 October 2006

Makrifatulloh

Makrifatulloh :
Jalan Keselamatan Diri Dunia Akhirat

Firman Allah dalam surah az-Zumar ayat 9 : “Adakah sama
orang jahil dengan orang yang berilmu?”

Menurut ahli tasawuf, berilmu yang dimaksudkan di sini ialah
Ilmu Makrifatulloh. Inilah ilmu yang paling utama dan
penyelamat bagi manusia. Mengenal Allah secara ilmu zahiri
adalah sebagai pengenalan awal kepada diriNya sedangkan
pengenalan melalui cahaya hati adalah pengenalan yang hakiki.

Hati yang bersih akan tersingkap baginya pelbagai
rahasia ketuhanan. Semakin ia bersih, semakin memancarlah
makrifat pada hatinya. Hati yang memancar ini adalah hati yang
melalui proses ilmu, ibadah dan mujahadah yang istiqamah.
Mereka yang tersingkap kepadanya rahasia ihsan
(sentiasa melihat Allah atau Allah melihatnya) imannya tidak
perlu kepada dalil atau bukti untuk membuktikan wujud Tuhan.
Ini kerana hatinya sentiasa melihat Allah di dalam pandangan
dan pendengarannya di mana saja ia berada.

Firman Allah : “Dimana kamu hadap di situlah wajah
Allah SWT.”
(Al-Baqarah : 115)

Hati yang bersih dari segala hijab keduniaan dan nafsu akan
melihat dan merasai ayat-ayat Allah dengan pandangan hakikat.
Inilah kasyaf yang hakiki di mana hatinya dapat menangkap
rahasia ayat-ayat Allah dengan penglihatan yang haq.

Firman Allah : “Sesungguhnya tidaklah menyentuh
Al-Quran itu melainkan mereka yang suci…”

Ayat ini ditafsir oleh ulama tasawuf dengan maksud bahawa
ayat-ayat Allah tidak akan berada dalam jiwa yang kotor.
Bacaan mereka hanyalah di lidah, bukannya di hati.
Ilmu mereka hanyalah di akal tapi tidak di hati.
Tanyalah diri sendiri, bagaimanakah perasaanmu bila
membaca ayat :

“Dan Dia (Allah) bersama kamu di mana
kamu berada.”
(al-Hadid : 4)

Kalau hati kamu keras dan tidak merasa apa-apa, ayat di atas
hanyalah sekadar suatu maklumat pada akalmu saja. Dan apabila
hal keTuhanan berada pada akal, ia akan hilang apabila kamu
berfikir pada perkara yang lain pula. Tetapi jika hatimu bersih,
ayat ini dapat dirasai dan dilihat dengan pandangan cahaya hati
sehingga merasai kebersamaan dengan Allah di mana saja berada.

Mereka yang mengingati Allah dalam penghayatan dan penglihatan
akan merasai kelazatan iman dan makrifat yang tidak terhingga.
Allah adalah kekasihnya dan ia meninggalkan apa jua yang boleh
melalaikan ia dengan Allah. Allah adalah yang dirindui dan ia menjadi
perindu, Allah menjadi pujaan dan ia sebagai pemuja.

Sesiapa yang mengenal Tuhan, ia akan mencintai Tuhan dan
leburlah segala keindahan yang lain. Sesiapa yang mengenal Tuhan,
tiadalah ia resah gelisah dengan apa jua yang menimpanya.
Memancar pada hatinya sifat kecintaan, keyakinan, ketakwaan,
kerinduan dan ia mendapat perlindungan dari Allah SWT.
Ini disebabkan hatinya sentiasa bercahaya dengan zikrullah
dan Allah memberi pengakuan dengan firmanNya :

“Dan ingatlah kepada-Ku, niscaya Aku ingat kepadanya…”
(al-Baqarah : 152)

Apabila Allah mengingatinya, nescaya hatinya dipenuhi dengan
cahaya kebenaran dan terhapuslah cahaya kebatilan yang datang
dari syaitan.

Firman Allah : “Apabila datangnya kebenaran akan
terhapuslah kebatilan...”
(al-Isra’ : 81)

Ada juga yang mentafsirkan mengingati Allah dengan melakukan
kebaikan sedangkan pentafsiran seperti ini adalah berbentuk
umum dan tidak muafakat di kalangan mufassirin yang muktabar,
apatah lagi tafsiran yang dihurai oleh ulama-ulama tasawuf yang
merupakan pakar dalam bidang kejiwaan manusia.

Wallahu ‘alam. Petikan buku : Bicara Hikmah II

Salam Bahagia
Nur Khabib

11 October 2006

Bunga MAWAR 2

Ada tiga perkara yang aku sukai;
wanita, wewangian, dan shalat.
Karena shalat menyejukan pandangan mataku. (Hadîts)

Para sufi melihat perkataan Nabi, sebagai nilai ekstase dalam
cinta kepada yang tak terhingga. Karena, kesempurnaan manusia
dalam cinta yang murni, tidak semata-mata cinta kepada Tuhan,
melainkan mencintai juga pada wanita. Antara cinta keduanya,
saling menyempurnakan (cinta kepada wanita dalam konteks
perkawinan menurut Islam). Dengan mencintai seorang wanita,
sama dengan mencintai diri kita sendiri, karena asal wanita
berasal dari diri seorang lelaki. Sehingga, dengan mencintainya,
kita telah mencintai diri kita. Dalam kerangka cinta kepada
Allah SWT.

Wadzkur Rabbaka fî nafsika,
"Ingat Tuhanmu dalam dirimu."
Man´ arafa nafsahu faqad ´arafa Rabbahu.
"Barangsiapa yang mengetahui dirinya,
maka ia sungguh-sungguh telah mengetahui Tuhan-nya."

Wanita ialah bentuk feminin yang maujûd tanpa persepsi
apapun. Sedangkan parfum (wewangian bunga/bungan mawar)
dalam kebiasaan bangsa-bangsa kuno, ia menduduki posisi
maskulin yang harus menguasai sifat-sifat feminin.
Nabi Sulaiman as., adalah nabi yang pertama mengetahui
sifat-sifat pe-nyembuhan melalui penggunaan herba dan
bunga-bungaan.
Suatu hari, Nabi Sulaiman as. sedang mendirikan shalat,
tiba-tiba satu pohon bunga tumbuh di hadapannya,
seraya memberi salam. Nabi Sulaiman menjawab salamnya,
dan menanyakan tujuannya ada di sini. Maka bunga itu
menjawab; bahwa aku bunga mawar penawar segala penyakit.
Kemudian, keesokan harinya, tumbuh berbagai bunga
di hadapan nabi Sulaiman as. untuk mengatakan khasiat-khasiat
apa yang dapat diambil dari mereka.
Semuanya ini datang dari
kuasa AlLâh SWT.

Dzât inti manusia ialah rûh. Ia akan terpisah dari badan saat
kematian menghampirinya. AlLâh telah mengilhamkan terhadap
sebagian nabi-Nya, tentang bagaimana mengeluarkan rûh,
atau pati bunga dari bunga. Ilmu ini, kemudian, dikembang-kan
oleh kaum sufi. Dzât/rûh bunga mawar yang sempurna terdapat
dalam tiap-tiap diri manusia; berguna untuk menyeimbangkan
diri manusia yang tidak seimbang. Sehingga bunga mawar menjadi
perlambang-an yang hakiki, sebab keindahan dan keharuman
bunga mawar ini, berada di ujung batang yang kuat, dan berduri.
Dan ini merupakan lambang perjalanan serta perjuangan mistik
kaum sufi dalam tasawuf untuk menuju AlLâh SWT. Dalam sebuah
hadîts qudsi
, AlLâh berfirman ; yang pertama-tama diciptakan
rûh kenabian, dan dari rûh kenabian dijadikan alam raya ini.
Dan dari alam raya yang dijadikan pertama-pertama adalah
rûh bunga mawar
. Inilah asal sebenarnya ilmu aroma terapi.

Bunga mawar mengandung dzat yang baik dan sangat halus.
Maka, ia selalu digunakan untuk menyerap dan menyampaikan
berkat dari seorang wali AlLâh. Setiap ribâth atau padepokan sufi
memiliki taman mawar, karena dengannya mereka mendapatkan
banyak manfaat darinya. Padahal, jenis pohon bunga-di dunia ini
lebih kurang 60.000 jenis. Tapi, para sufi lebih menyekuai bunga
yang dipilih oleh AlLâh, dan juga oleh orang-orang ketuhanan,
yaitu kuntum bunga mawar.

Shalat adalah perlambangan feminin yang sangat disukai oleh
nabi Muhammad SAW. Mengapa shalat berada di posisi feminin?
Karena, shalat ialah suatu cara untuk berhubungan dengan
AlLâh SWT. yang bersifat huwa (maskulin). Maka ucapan
Nabi di atas-tentang tiga perkara-, dengan komposisi yang
sedemikian rupa, mengindikasikan sebuah perlambangan
daripada penguasaan sifat-sifat feminin oleh maskulin.
"Arrijâl qawwâmûna ´alâ nisâ'..."
(kaum lelaki itu adalah
pemimpin bagi kaum wanita....). Wanita-wangi-wangian-shalat
(feminin-maskulin-feminin) menerangkan makna ayat
Al-Qur'ân yang berbunyi matsnâ watsulâtsâ warubâ´.

Kata mawar, kalau dilihat dari etimologinya, berasal dari kata
wardah, yang artinya dalam bahasa Indonesia yaitu mawar;
MA-WAR-D
(wardah=mawar). Jadi, apa artinya mawar itu?
Pertanyaan ini telah menjadikan bunga mawar sendiri mengandung
misteri yang sufistik. Sifat maskulinnya yang mana menggambarkan
kesatrian. Arti satria bukanlah sebuah kemenangan dari suatu
perlawanan. Tapi, yang disebut satria ialah perjuangan yang
tak henti-hentinya. Maka, seseorang yang melakoni kehidupan
dengan mematuhi prinsip-prinsip syari´at, tharikat, hakikat
dan ma´rifat, adalah seorang satria yang gagah berani. Dengan
demikian, ia akan mencapai keridaan AlLâh SWT. Mengapa kami
memperbincangkan "mawar", seperti di atas. AlLâh SWT.
telah menyinggungnya dalam Al-Qur'ân, nabi-nabi telah
memakainya sebagai perlambangan yang khas, dalam nilai yang sakral.
Bahkan, para sufi secara gamblang menjadikan mawar sebagai
bunga spiritual yang dapat menghadirkan keselamatan jiwa setiap insan.

Sebelum mengakhiri tulisan kedua ini, penulis ingin menegaskan
sekali lagi, mengapa mawar menduduki sifat maskulin? Karena
AlLâh sendiri yang telah mendudukinya dalam sifat tersebut,
dengan mengatakan;
"Maka apabila langit terbelah dan menjadi mawar merah
yang berkilau
. Langit melambangkan sifat maskulin alam semesta,
dan bumi melambangkan sifat feminin alam raya.
Wahai engkau, hidupkanlah dihatimu sekuntum mawar merah
yang harum, dan menggairahkan jiwa spiritual ke arah
pengenalan Tuhan semesta alam, sebagai rahasia dirimu semata.

Oleh Habîb Raîs Ridjâly bin Hâsjim bin Thâhir A.Q.

Bunga MAWAR


Bunga Mawar

Dalam Pandangan Spiritual
"Maka apabila langit telah terbelah
dan menjadi Mawar Merah yang berkilauan"
(Ar-Rahman: 37)

Lâ tahtun bilâ fauqin walâ fauqin bilâ tahtin

Wa baina humâ bilâ qaibi

Hu AlLâh AlLâh AlLâh
Tiada bawah dengan tanpa atas,
tiada atas dengan tanpa bawah
Dan di antara keduanya dengan tanpa qaib

Dialah AlLâh AlLâh AlLâh

Mawar telah menjadi puncak perlambangan spiritual bagi
hampir semua sufi dan para wali AlLâh, khususnya
Shâhibul Mawar, Tuan Syech ´Abdul Qâdir al-Jailâni ra.
Dalam ceriteranya, suatu saat, Syech Abdul Qâdir al-Jailâni ra.
berjalan hendak memasuki kota Bagdad di dalam masa
perpindahannya, maka saat baru sampai di perbatasan
kota Bagdad, ia telah didatangi oleh utusan para wali dari
kota Bagdad (yang juga seorang wali besar saat itu).
Setelah berjumpa, utusan wali berkata; "Wahai Abdul Qâdir
al-Jailâni, engkau tidak mempunyai tempat di kota Bagdad,
karena kota Bagdad telah di penuhi oleh para wali AlLâh
semuanya, seraya menunjukkan gelas yang telah di isi air
bening memenuhi gelas tersebut dan ia pun berkata;
seperti inilah kota Bagdad itu, gelas adalah kota Bagdad,
sedangkan airnya itu adalah para wali Allah. Maka dengan cepat
Syech Abdul Qâdir al-Jailâni ra. mengambil satu kuntum Mawar
dari langit yang begitu tinggi-tentu dengan ijin AlLâh SWT-dan
beliau letakkan di tengah air di dalam gelas itu, sambil berkata;
Aku adalah Mawar di antara para wali-wali-Nya, maka pada
saat itu pula, wali utusan tersebut bersujud dan minta ampun
kepada AlLâh SWT atas kesombongannya dan mempersilahkan
tuan Syech Abdul Qâdir al-Jailâni ra. memasuki kota Bagdad
dengan sambutan yang meriah dari para wali.

Bunga Mawar suatu perlambangan maskulin yang sangat
menggairahkan setiap jiwa feminisme. Mayoritas orang,
selama ini, telah salah meletakkan perlambangan suatu bunga/
mawar pada tempat yang seharusnya bunga itu
memperlambangkannya. Bunga/ bunga Mawar telah
diperlambangkan sebagai bentuk perlambangan seorang wanita/
feminisme. Padahal sesungguhnya Bunga/bunga Mawar itu
telah menduduki perlambangan bentuk maskulin/ bentuk kelakian.
Sehingga yang selama ini kita memakai kata julukan
"Kembang Desa" kepada seorang wanita yang cantik jelita,
adalah sangat keliru sekali, seharusnya "Kembang Desa" itu adalah
perlambangan bagi seorang "Pemuda Desa" yang tampan rupawan,
lagi baik akhlaq dan santun peranginya .

Mengapa dikatakan kembang/ bunga, dan khususnya
bunga Mawar ialah perlambangan maskulinisme. Karena
dilihat dari sudut penggunaannya, bunga/ bunga Mawar sangat
disukai oleh para feminin. Segala sesuatu yang disukai oleh wanita,
hakikatnya bersifat maskulin, dan bila seseorang wanita menyukai
sesuatu yang bersifat feminin, maka ia akan tergolong
tidak normal (lesbi). Sedangkan, dilihat daripada tempat untuk
penempatannya, maka sekuntum bunga itu membutuhkan
vas/ pot yang memperlambangkan bentuk feminin. AlLâh SWT.
telah menjadikan segala sesauatu ber pasang-pasangan, begitu juga
pada bentuk rasa suka; antara dua sifat yang berbeda.

Bunga Mawar, lambang raja diraja seluruh bunga. Kalaulah
di antara para bunga ada walinya, maka pastilah AlLâh SWT.
telah menjadikan bunga Mawar sebagai qutubnya seluruh bunga.
Ia betul-betul telah menjadi suatu perlambangan, manifestasi
pencapaian ketinggian spiritual seorang sebagai insân kâmil.

Dari negeri spiritual Timur, bunga Mawar sangat dikenal dan
telah menjadi inspirasi bagi kebanyakan penyair Persia, Arab
dan penyair-penyair dari belahan dunia Barat. Syair mereka
banyak berbicara tentang kemulian dan ketinggian perlambangan
bunga Mawar. Seperti halnya, Jalâluddîn Rûmi, Syamsudin Tabariz,
Ibnu 'Arabi dan khususnya Syech Abdul Qâdir al-Jailâni ra.
Bahkan, AlLâh SWT.telah memperlambangkannya dalam
Al-Qur'an (Surat Ar-Rahmân:37); AlLâh SWT. menjadikannya
sebagai perlambangan suatu kehendak AlLâh SWT. yang
mengambarkan Kekuasaan-Nya.Bunga Mawar, akhir-akhir ini,
telah dijadikan syair lagu yang
cukup menggairahkan jiwa kerinduan , yang mana hal tersebut
dapat dijadikan sebagai pembangkit gairah spiritual, yang harus
terus kita hidupkan di dalam diri kita sepanjang zaman.
Sebagian sufi, bila mendengar kata Mawar disebut, maka ia
mencapai suatu ekstase yang menggairahkan ketundukan
kepada AlLâh SWT. Bait syair yang pernah dinyanyikan oleh
istri seniman sufi, Emha Ainun Najib;

Ingin hati memetik bunganya ,

Kan kujadikan sebagai hiasan
Oh bunga Mawar
harum nan rupawan ,
Perhiasan putri kahyangan.

Dalam wahyu ilâhi, AlLâh SWT. memberikan banyak sekali
amtsâl, agar orang yang berakal dapat memikirkannya dengan
baik. Semua ini tidak lain bermaksud, supaya orang-orang
yang bodoh tidak mudah mencemoohkannya.
Sesungguhnya AlLâh SWT. Maha Kuasa dan Berkuasa
atas segala sesuatu.
Maka ni´mat Tuhan manakah yang kamu dustakan.


Oleh Habîb Raîs Ridjâly bin Hâsjim bin Thâhir A.Q.

03 October 2006

Obyek Tafakur

Prinsipnya, tafakur harus dilakukan sesuai dengan
kapasitas akal yang terbatas. Akal tidak bisa menjangkau
hal-hal yang tidak bisa disentuh panca indera. Karenanya,
Rasulullah melarang menafakuri wujud dan bentuk Allah.
Sabdanya, Berpikirlah kamu akan ciptaan-ciptaan Allah,
dan jangan kamu berpikir tentang Dzat Allah.
(HR Ath Thabrani)

Imam Al Ghazali menjelaskan, ciptaan Allah terbagi dua.
Yaitu ciptaan yang tidak diketahui wujudnya, ini tidak
mungkin ditafakuri. Serta ciptaan yang diketahui asal
dan jumlahnya, namun tidak diketahui secara rinci,
untuk mengetahuinya kita harus berpikir. Inilah obyek
tafakur yang sempurna.

Dua di antara obyek tafakur yang sempurna adalah,
pertama, alam semesta. Obyek ini meliputi, langit dengan
semua yang ada di dalamnya seperti matahari, bintang dsb.
Juga bumi dengan semua yang ada di dalamnya seperti
gunung, hewan, tumbuhan dsb. Serta semua fenomena
yang terjadi di dalamnya seperti proses terjadinya hujan, dsb.

Obyek ini disebutkan dalam banyak ayat. Di antaranya,
Dan Dialah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan
gunung-gunung dan sungai-sungai padanya. Dan menjadikan
padanya semua buah-buahan berpasangan. Allah menutupkan
malam kepada siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu
terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang
memikirkan. (QS Ar Ra'd [13]: 3).

Kedua, manusia. Allah SWT berfirman, Dan mengapa mereka
tidak memikirkan tentang (kejadian) diri mereka?
(QS Ar Rum [30]: 8).

Dalam diri manusia terdapat banyak hal yang bisa ditafakuri.
Dari susunan tubuhnya hingga organ-organ tubuh
yang menakjubkan.

Karena obyeknya begitu luas, maka untuk manafakurinya
tidak dibatasi ruang dan waktu. Tidak salah kalau
Malik Badri menyebut tafakur sebagai
ibadah bebas tidak kenal batas. Wallaahu a'lam.

Tafakur Memperkuat Keyakinan

Yakin, menurut Ar Raghib, adalah ketenangan
pemahaman yang disertai keteguhan. Yakin merupakan
lawan dari dzan (prasangka) dan syak (keraguan).
Jika hati seseorang dipenuhi keyakinan, maka ia tidak
goyah digoda dengan cara apa pun.
Seperti ditunjukkan Bilal bin Rabah.
Walau ditindih batu di tengah gurun pada siang hari.
Namun keimanannya tidak goyah. Sebab keyakinannya
begitu kuat.

Alquran menyebutkan tiga derajat keyakinan. Pertama,
'ilmul yaqin
yaitu keyakinan yang timbul dari pengetahuan.
Kedua, 'ainul yaqin yaitu keyakinan yang timbul dari
pengalaman sendiri, bukan atas dasar kabar dari orang lain.
Ketiga, haqqul yaqin yaitu keyakinan tertinggi yang bukan
hanya melibatkan akal namun melibatkan juga dzauq (rasa).

Agar mudah memahami tiga tingkat keyakinan tersebut
para ulama mengumpamakannya dengan seseorang yang
menginformasikan bahwa ia memiliki madu asli, murni dan
manis. Sifatnya seperti ini dan itu, dan kita tidak meragukan
kebenarannya. Kemudian, ia memperlihatkannya, maka kita
bertambah yakin. Kemudian, ia menyodorkannya kepada kita
untuk dirasakan lalu kita merasakan dan memakannya.
Yang pertama disebut 'ilmul yaqin, yang kedua disebut
'ainul yaqin
, dan yang terakhir disebut haqqul yaqin.
Demikian penjelasan Yusuf Al Qaradhawi.

Dari penjelasan ini diketahui bahwa beralihnya satu derajat
keyakinan ke derajat yang lebih tinggi disebabkan oleh
bertambahnya ilmu pengetahuan. Logikanya,
ilmu pengetahuan merupakan hasil tafakur.
Dengan demikian tafakur dapat memperkuat dan
menambah keyakinan. Inilah mengapa tafakur
begitu istimewa kedudukannya dalam Islam.

Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini
dengan sia-sia. Mahasuci Engkau, maka peliharalah kami
dari siksa neraka. (QS Ali Imran [3]: 191).

Dengan Tafakur

Menerima kebenaran dan menemukan kebenaran
adalah sesuatu yang berbeda. Menerima kebenaran
cukuplah dengan bertaqlid (mengikuti), sedangkan
menemukan kebenaran hanya akan diperoleh melalui
pemikiran yang mendalam. Firman Allah:


''Allah menganugrahkan al hikmah (kepahaman yang dalam
tentang Alquran dan As-Sunnah) kepada siapa yang Dia
kehendaki, dan barang siapa yang dianugrahi al hikmah itu,
ia benar-benar telah dianugrahi karunia yang banyak.
Dan tak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali
orang-orang yang berakal. (Al Baqarah:269).


Sayidina Ali bin Abi Thalib r.a. berkata: ''Janganlah kamu
mengenal dan mengikuti kebenaran karena tokohnya; tetapi
kenalilah kebenaran itu sendiri, niscaya kamu akan
mengetahui siapa tokohnya !''. Akan lebih baik bila kita
menemukan kebenaran dari hasil pemikiran sendiri daripada
menerima suatu kebenaran dari hasil orang lain.

Berpikir terbukti merupakan pelita hati, karena itu apabila ia
tidak dihidupkan maka hati akan gelap gulita. Orang yang
serius berpikir tentang apa-apa yang telah Allah ciptakan;
ataupun tentang sakratulmaut, siksa kubur, maupun
kesulitan-kesulitan yang akan dijumpai di hari kiamat kelak,
niscaya akan mendapatkan pencerahan jiwa.


Demikian besar keutamaaan bertafakur, sehingga
Rasulullah pun pernah bersabda: ''Bertafakur sejenak lebih baik
daripada ibadah satu tahun''. Mengapa Rasulullah bersabda
demikian? Hal ini semata-mata karena beliau ingin
menyelamatkan umatnya agar kelak tidak dijadikan untuk
isi neraka, sebagaimana peringatan Allah dalam Alquran:


''Dan sesungguhnya Kami ciptakan untuk (isi neraka jahanam)
kebanyakan dari jin dan manusia. Mereka mempunyai hati tapi
tidak dipergunakan untuk memahami (ayat-ayat Allah),
mempunyai mata tidak dipergunakan untuk melihat
(tanda-tanda kekuasaan Allah), mempunyai telinga tidak
dipergunakan untuk mendengar ayat-ayat Allah, mereka itu
seperti binatang ternak, bahkan lebih sesat lagi.
Mereka itulah orang-orang yang lalai''. (Al-A'raf:179)


Walaupun keutamaan bertafakur sudah demikian jelasnya,
dan ancaman bagi yang tidak mau melakukannya sudah amat
tegasnya, tetapi mengapa sedikit sekali orang yang mau
betafakur? Hal ini penyebabnya antara lain karena mereka
membiarkan pikiran dan hatinya dibelenggu oleh kentalnya
masalah keduniawian. Ketika hati seseorang dipenuhi oleh
khayalan, impian mustahil, maka hidayah akan menjauh darinya.
Dengan demikian, selama orang tidak mau memangkas hal-hal
yang dapat merusak keseimbangan antara urusan dunia dan
akhirat di hatinya, maka selama itu pula ia akan lalai
untuk bertafakur.


Sesungguhnya buah dari tafakur adalah keyakinan-kayakinan
Ilahiyyah yang akan memudahkan kita dalam pengendalian diri
agar dapat selalu taat pada keinginan Allah dan Rasul-Nya.
Oleh karena itu banyak obyek yang dapat ditafakuri, antara lain:

- Bertafakur mengenai tanda-tanda yang menunjukan
kekuasaan Allah; akan lahir darinya rasa tawadhu (rendah hati)
dan rasa takzim akan keagungan Allah.

- Bertafakur mengenai kenikmatan-kenikmatan yang telah Allah
berikan; akan lahir darinya rasa cinta dan syukur kepada Allah.

- Bertafakur tentang janji-janji Allah; akan lahir darinya
rasa cinta kepada akhirat.

- Bertafakur tentang ancaman Allah; akan lahir darinya
rasa takut kepada Allah.

- Bertafakur tentang sejauh mana ketaatan kita kepada Allah
sementara Ia selalu mencurahkan karunianya kepada kita,
akan lahir darinya kegairahan dalam beribadah.


Mengerti atau mengenal kebenaran saja tidaklah cukup.
Karena Alquran mengatakan orang yang terhindar dari kerugian
adalah mereka yang memenuhi empat kriteria:

1. Mengenal kebenaran.

2. Mengamalkan kebenaran.

3. Saling nasihat menasihati mengenai kebenaran.

4. Sabar dan tabah dalam mengamalkan serta mengajarkan kebenaran.


Tafakur
merupakan jalan untuk mengenal/menuju Tuhan.
I
ndikator keberhasilan tafakur adalah timbulnya motivasi-motivasi
yang dapat memudahkan untuk taat melaksanakan aturan main
yang telah ditetapkan Allah SWT dan Rasul-Nya.
Pengalaman telah membuktikan, pekerjaan sesulit apa pun akan
terasa menjadi ringan bila dilandasi dengan motivasi yang kuat.
Motivasi yang tercipta lewat tafakur ini sifatnya sangat individual,
artinya belum tentu dapat cocok bila digunakan oleh orang lain.


Rasulullah bersabda: ''Sebaik-baiknya yang tertanam
di dalam hati itu adalah keyakinan; sedangkan keyakinan
tidak bisa tertanam hanya melalui mata dan telinga saja, tetapi ia
harus dibenamkan ke dalam bawah sadar oleh akal''.

Dengan demikian dapatlah kiranya dimengerti, mengapa
ceramah agama atau pengajian yang kita ikuti seringkali tidak dapat
menambah keyakinan kita. Hal ini tiada lain karena kita hanya
menggunakan mata dan telinga saja, sementara akal dan hati
yang kita perlukan untuk mencerna, kita tinggalkan di rumah !


Interaksi antara pikir dan dzikir akan menghasilkan keyakinan-
keyakinan sebagai berikut :

- Tidak wajar bila kita stres pada waktu mengalami musibah,
bukanlah hal ini merupakan realisasi dari permintaan kita.

- Bila Allah memberikan musibah, sebenarnya yang ingin Dia
berikan pada kita adalah hikmah.

- Musibah adalah tanda cinta Allah kepada kita, yaitu Dia
memberikan peluang bagi kita untuk meningkatkan ketaqwaan,
bukankah manusia yang paling hebat itu
adalah yang paling taqwa?