08 November 2006

Mendekati Alloh

Bagaimana kita dapat mendekati Allah?
Kitalah yang harus ‘naik’ (mikroj) agar dapat mendekati Allah.
Ibarat seseorang berada dalam ruangan dengan cahaya lampu.
Bagaimana agar dia dapat memperoleh cahaya yang dengan
intensitas yang lebih banyak? Tentu dialah yang harus bergerak
mendekati lampu tersebut, mendekati Sumber Cahaya tersebut.
walaupun tentu analogi ini tidak tepat sama, namun begitu
jugalah dengan Allah SWT. Satu-satunya cara untuk dapat
mendapatkan cahaya Allah adalah dengan mendekatiNya.
Bagaimana mendekatiNya? Gunakanlah akal.

Dengan akallah kita dapat memahami hukum-hukum alam.
Dengan mengenal hukum alam, mengenal ciptaanNya,
makhlukNya, kita dapat mengenal Allah. Tetapi begitu kita
sampai pada cahaya Allah, menyatu denganNya, maka akal
tidak terpakai lagi. Kenapa? Karena Allah tidak tunduk
pada hukum akal. Masih ingat dengan prinsip-prinsip akal
yang pernah dibahas sebelum ini? Akal itu bekerja dengan
prinsip non kontradiktif, prinsip kausaliatas dan prinsip
matematis. Prinsip-prinsip itu (harus) kita pakai untuk
dapat mencapai Allah, namun setelah kita mencapaiNya,
prinsip itu tak berlaku lagi.


Allah tidak tunduk pada hukum non kontradiktif;
Hukum kausalitas tak berlaku lagi, karena Allah tak
tersebabkan lagi, Dia bukan akibat dari sebab-sebab yang lain,
Dia adalah sebab utama (Causa Prima); Dia tak dapat dibagi,
tidak dapat dihitung, tidak dapat diperbandingkan, tak ada
yang sebanding dengan Dia, hukum matematis tak berlaku lagi.
Akal tak terpakai lagi. Maka akal ternyata bukanlah
segala-galanya. Akal kita gunakan hanya untuk me-makrifat
Allah, untuk mengenal Allah. Ibarat tangga, kita menggunakan
tangga untuk naik ke suatu tempat yang tinggi.

Tapi bila kita telah sampai pada tempat yang tinggi tersebut,
kita tidak perlu lagi menggunakan tangga tersebut.
Kita akan gunakan lagi tangga tersebut untuk turun
ke tempat semula. Begitu juga dengan kita manusia.
Walaupun seseorang telah mencapai Allah, dia tetap harus
menggunakan akalnya dalam berhubungan dengan manusia
dan makhluk lainnya, dia harus berbahasa dengan bahasa
yg difahami oleh manusia, bahkan dalam hal menerangkan
hakikat Ketuhanan.

Aku Dekat Engkau Lebih Dekat...

Salam Bahagia:)
Nur Khabib

No comments: